Home / Cerpen / Penyejuk Hati

Penyejuk Hati

Oleh:Aisyah Al-Khuszaimah

Berkali-kali aku memijit pelipis dan membuang muka kearah orang lain.Riuh tepuk tangan dari kubu lawan menggema di podium besar ini.Diluar awan hitam dalam seringai pekat.Gerimis yang turun bak batu kerikil yang membenturkan diri pada bumi tanpa ragu,angin kencang membuat pepohonan doyong sesuai arah dari mana angin itu berhembus.

“Pertanyaan berikut nya,okodasi alkohol primer dengan al dehida menggunakan oksidator dan dalam lingkungan asam menghasikan senyawa?”

Tanganku bergerak menekan tomboln yang ada dihadapan ku.Tanpa langsung berfikir panjang.

Tet!

“asam alkonat”jawabku tegas.

“Bagaimana dewan juri?”suara moderator mengarah pada 3 dewan juri yang duduk radius 4 meter dari peserta.

“Benar!”jawab para juri serempak.

Aku menghela nafas lega,skor kini seri.2 teman disamping kanan dan kiriku mulai resah dan terlihat panik.Babak kedua telah selesai dengan nilai imbang.

“kita bisa melewati ini”.Ucapku yakin,mereka berduapun menganggukkan kepala tanda setuju.OLimpiade tingkat Nasional merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi kedua teman di sampingku ini.Sedangkan aku sudah terbiasa dengan hal-hal berbau lomba sejak memasuki SD.”Tapi bagaimana kalau kita kalah?materi-materi yang di tanyakan sama sekali tidak dapat aku jawab.”Keluh Layla sedih.Kepalaku kembali terserang sakit.”Hey layla.Ingat!Pada babak-babak sebelumnya kita sudah mengalahkan banyak lawan dari berbagai sekolah dan daerah.Kini tinggal 2 kelompok lagi yang harus kita singkirkan.Tenang Lay,selagi ada Naya kita aman,yakan Nay?”tanya Alfaraby cowok yang berada di samping kananku.Aku hanya tersenyum sebagai balasan pertanyaannya,ternyata senyumku menular pada dua teman di sebelahku.

Peluit Moderator kembali berbunyi menandakan babak terakhir di mulai.Aku bisa melihat jelas keringat dingin yang mulai bermunculan di dahi Layla.”Equelibrium!”{1}seru moderator saat melihat skor kami yang sama.”Baik,ini adalah babak terakhir tinggal 3 kelompok yang tersisa.Disebelah kanan kita sudah ada perwakilan dari SMA Erlangga”sorak sorai tepuk tangan memenuhi ruangan besar ini.”Mana suaranya dari SMA Arya Bhakti”.Seru moderator pada kelompok di samping kananku.Tepuk tangan kembali menggema.”Dan juara bertahan kita dari SMA Alexsandria shcool mana suaranya”.Tak terhitung lagi berapa banayak penonton yang bertepuk tangan.Semangat bergemuruh dan sangat bersemangat.Sudah tahun ketiga ioni sekolahku masuk dalam Olimpiade Nasional dan selalu memenangkan perlombaan dan aku pasti ada di tengah-tengah lomba seperti sekarang ini.dan tahun ini adalah tahun terakhirku mengikuti olimpiade karena bulan depan aku akan fokus pada ujian nasional.

“Pertanyaan terakhir untuk kalian.Sekaligus penentuan pemenang tahun ini.Jawab dengan cepat dan cermat.Di belakang kalian terlihat sebuah gambar tabung,tabung yang pertama berisi udara kosong,tabung kedua berisi air suling,tabung ketiga berisi air garam,dan tabung ke-empat berisi air suling di didihkan dan tabung ke-lima brisi minyak goreng.Pertanyaannya,kira kira jika sebuah paku dimasukkan pada tabung nomer berapakah proses korosi bisa terhambat?”.Semua kelompok menoleh ke arah gambar proyektor.Aku memejamkan mata lalu dengan cepat aku kembali memencet tombol jawab,semua lawanku terlambat.

Tet!bunyi bel menggema bersamaan dengan bel lawan yang terlambat menjawab.”Baik dari SMA Alexsandria,silahkan”.Ucap moderator mempersilahkanku menjawab.Mikrofon kecil itu aku geserkan tepat ke arahku.”Jawabannya adalah tabung 5 yang berisi minyak,karena proses oksidasi terhambat jika paku di masukkan ke tabung yang berisi minyak”.Denyut jantungku berpacu lebih cepat.Bernarkah jawabanku?.”Para juri,bagaimana?”suara moderator kian membuatku berdebar.”Betul!”Jawab seorang bapak tak berambut itu.Tepuk tangan kian bergemuruh,namun kepalaku kembali terasa nyeri.Layla memelukku.”DAN PEM________”.

“Tunggu sebentar”.suara bising podium menyusut bergantian oleh hening.Juri wanita itu berdiri menghentikan semua.Termasuk suara moderator yang akan mengumumkan pemenang.”Jawaban kamu memang benar,tapi bisa coba jelas?”Tanya juri wanita itu padaku.Sorot matanya tajam seolah menantang.Juri itu menanti jawaban dari mulutku yang sudah mulai kelu.Otak dan memoriku mendadak ngeblenk dan kepalaku terasa berputar.”Korosi b______”.Baru akan menjawab tapi ucapanku terpotong oleh kelompok yang berada di sampingku.”Korosi bisa terjadi karena ada kontak antara oksigen dan air minyak menghalangi udara tercampur langsung dengan paku,sehingga memperlambat proses korosi,bu”.Jawab anak lelaki berambut undercut itu.Matanya melirik remeh ke arahku.”Apa-apaan ini!kenapa dia memotong saat aku hendak menjawab,dan kenapa kepalaku terasa sangat pening.”100!jawabanmu benar!”Juri wanita itu bertepuk tangan di ikuti pendukung yang lain.Moderator masih bingung langsung diberikan tatapan tajam oleh juri wanita ini.”Ah iya,sekarang kita sudah mengetahui pemenang olimpiade kali ini-Selamat pada SMA Arya Bhakti,kalian adalah juara 1 olimpiade pada tahun ini”.Suara tepuk tangan kian menjadi-jadi,aku baru ingat saat babak ke-2 lelaki itu menghampiriku dan memberiku sebotol air mineral.Tidak ada rasa curiga dan su-udzon sedikitpun padanya,aku berterima kasih dan segera meminumnya.10 menit kemudian kepalaku terasa pusing dan ngeblenk.

Aku menoleh ke arah penonton paling kiri mencari sosok penguatku.Bapak dan ibuku tengah tersenyum menguatkan.Hatiku sakit,ini curang,ini tidak adil bagiku.ada rasa sakit mengetahui bukan aku pemenang kali ini.Ada rasa tersaingi kala anak sekolah lain menyalip prestasi dan kedigdayaanku.Mataku terasa perih.Ini kali pertamanya aku dikalahkan dengan kecurangan.aku berlari keluar podium,ingin segera bertemu ibu.Beliau sosok yang mengantarkan kehangatan di saat kehidupan terasa dingin dan beku,dan ayah membawa terang benderang cahaya saat belitan masalah menjelma gelap gulita.Dua insan berharga itu adalah sosok yang sangat kebutuhkan saat-saat seperti ini,mereka memangggul harapan dan semangat saat keraguan dan putus asa meraja.”Ibu,bapak!”Pelukku langsung berhambur memeluk mereka,aku menangis dipelukan ibu,sedangkan bapak mengusap lembut surai panjangku.”Sing sabar nduk”.suara ibu begitu lembut masuk ke telingaku.”Aku tau bu,pak,bahwa takdir tak selalu sesuai rencana.Tapi kali ini aku dicurangi,aku tidak terima”.ucapku sesenggukan.

Ayah tersenyum hangat.”Wani ngalah,luhur wekasane”.Ujar bapak.Aku tau maksud dari ucapan bapak.Bahwa orang yang berani mengalah,menghindari persilisihan maka akan mendapat akhir yang bahagia.”Sinau ngolah ati,semua itu tergantung bagaimana kamu menyikapi setiap fase-fase kehidupan.Naya,coba nduk lihat ibu”.Perintah ibu padaku dan langsung kupatuhi.Kini ibu bisa melihat dengan jelas sisa-sisa air mata yang ada.Kemudian,beliau mengusapku lembut dan menghapus jejak air mataku.”Ndak semua yang kamu inginkan bisa terwujud,adakalanya kamu harus menerima dengan lapang dada apa yang sudah digariskan Allah untukmu.Tugasmu adalah bersyukur karena belum tentu yang kau sukai juga disukai oleh Allah.Ibu percaya anak ibu adalah orang sabar”.Nasihat ibu begitu menenangkan hati yang sempat bergemuruh.”Wong ayune bapak gak olih nangis,engko ayune ilang”.Guyon bapakku membuatku terkekeh.”Anak hebat,anak kuat”.”Belajar ikhlas nggih nduk…”Petuah bapak sambil tersenyum teduh.”Nggeh pak,lain kali Naya pasti bakal menang”.”Kamu sudah jadi pemenang di hati bapak dan ibu”.Jawab bapak.Aku langsung memeluk mereka erat,sangat tersentuh dengan ucapan bapak.Ternyata kecurangan belum punah hingga kini,tapi biarlah.Prinsipku,aku ingin menang dengan cara berkelas tetapi bersahaja.

(1)Equelibrium:titik seimbang.

About vazha_

Dewasa bukan dilihat dari bertambahnya usia melaikan dewasa dilihat dari cara pola berfikirnya kita _•

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.