Home / Cerpen / Puisi Untuk Abah Dan Umi part 1

Puisi Untuk Abah Dan Umi part 1

Hari ini adalah hari yang sangat bahagia untuk semua orang yang ada di sini, kebahagiaan akan terasa lebih lengkap apabila kita di kelilingi oleh orang orang yang ta cintai, bicara tentang CINTA ! ada beberapa orang yang tentunya tidak di ragukan lagi ketulusan cintanya, dan tidak akan pernah lepaskan cinta mereka yaitu keluarga terutama kedua orang tua, keberhasilan dan perjuangan yang kita capai hari ini tidak terlepas dari cinta dan kasih sayang, dukungan dan bimbingan orang tua.

aku berdiri mengenakan peci dan sarung ini di sebuah jalan setapak yang gelap, pandangan ku tertuju pada dua sosok yang tak asing lagi bagiku, dua orang itu begitu aku hargai, aku hormati, aku cintai dan aku sayangi, mereka adalah abah dan umi, dengan di sertai sebuah senyuman akan berjalan menghampiri mereka, seiring terlintas dalam benakku tentang apa yang telah mereka lakukan kepadaku. umi yang dulu mengandungku 9 bulan,umi yang sudah memperjuangkan hidupku dan matinya ahingga kau bisa hadir kedunia,umi juga yang telah merawatku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, abah yang telah mendidikku, abah yangย  telah rela banting tulang ikhlas mengeluarkan keringatnya agar aku bisa menikmati hidup.

detik demi detik hari demi hari bahkan tahun demi tahun apakah yang dapat kulakukan untuk mereka? sering aku tutup kupingย  tidak mau mendengarkan nasehat mereka, sering sekali aku berbohong kepada mereka untuk kebutuhan kekuasaanku, sering aku melawan mereka, marah, nakal dan sering juga aku banting pintu jika meeka tidak mengabulkan permintaanku, dan sering kali aku mengatakan kata kata kasar yang tidak pantas mereka dengar. dasar cerewet !,tapi apa mereka menyimpan dendam kepadaku? tidak, tidak sama sekali mereka malah tulus memahami memaafkan kekhilafanku, mereka tetap menyanyangiku dalam setiap hembusan nafas.bahkan mereka tetap menyebut namaku dalam setiap doanya yang mereka panjatkan, hingga mampu membuat diriku jadi seperti ini. ya tuhan,,betapa durhakanya aku ini tak sadarkah aku faham mereka orang yang sangat berarti dalam hidupku.

langkah langkahku terhenti di hadapan merekalalu, ku pandang abah dan umiku inci demi inci badan yang dulu tegak, kekar, kini mulai membungkuk, rambut yang dulu hitam kini mulai memutih dan kulit mereka yang dulu kencang kini mulai berkeriput, ku tatap mata mereka yang bersinarย  sinar mulai meneteskan air mata haru karena perasaan bahagia dan bangga melihat aku memegang kitab dan medali ini, kucium tangan mereka dan berkata ” abah, umi, yang aku berikan hari ini tidak akan cukup membayar semua yang telah kalian berikan kepadaku,,, ”

(pengirim : faisal mutaqin kelas 3 muallimin)

About Nurul Mudawamah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.