Home / Headline / Cinta Buta di Penjara Suci

Cinta Buta di Penjara Suci

Remang-remang senja pagi mulai terlihat di ufuk timur.angin  dinging menghapas hingga ke pori-pori kulit. burung-burung mulai manari di angkasa . sesekali ia hinggap di dahan pohon sekilas memamerkan suaranya yang medu, berkicau tentang alam , lalu terbang menari di angkasa berbaur bersama kawanananya lagi. terlihat burung kecil menari-nari rendah, lalu bertenger di gerbang besi berjeruji besar . di atasnya tertera sebuah tulisan melelengkung ‘SELAMAT DATANG DI PESANTREN SALAF AT-TAQWIN’ matanya liar menatap pata santri wati yang sedang berlalu lalang. udara kembali menghempas dingin membuat burung kecil tadi terhuyung tebang ke sarang , tapi tak membuat para santri wati tadi goyah tuk berlalu lalang dengan kesibukannya masing-masinng.
Dari pukul 03:00 pagi mereka sudah terbangun dari buaina mimpi indahnya . dengan terpaksa mengantri mandi, menahan rasa kantuk juga udara yang dingin. jika sudah pukul 04;30 pagi mereka hanya bisa kebagian air whudhu saja karna para pengurus telah berdiri sigap menatap sinis dan tajam berteriak menghitung mundur waktu. dengan sembilah rotan yang panjangnya kira-kira satu meter ‘
” sepuluh … sembilan … delapa…!! waktu tinggal tujuh  hitungan lagi!!! bagi santri wati yang terlambat kan terkena TA’ZIRAN !!! ” teriaknya lantang di barengi dengan memukul-mukul rotan di tembok .
bagi yang telat jangan berhrap lolos dari ta’ziran yang cukup berat bagi santi wati yang telat jama’ah dan pulang dari kolam .
bagi yang telat jama’ah mendapat ta’ziran scort jam sebanyak 10 kali sambil mengucap takbir dan di sambung berjalan jongkok beristighfar seratus kali , jangan heran jika kaki pegal pegal , dan jika yang telat dari kolam , lari-lari di lapangan sebanyak lima belas kali , dengan membawa handuk mandi yang dilingkarkan di leher , membawa gayung yang berisi peralatan mandi plus masih mengenakan baju tidur. jangan di tanya jika pagi-pagi sudah mandi keringat , ditambah rasamalu . bagaimana tidak ?, ketika para wantrwati berbondong-bondong hendak pergi jam’ah dan lalaran Al-Qur’an di masjid , sedangakan mereka lari-lari di lapangan dengan pakain seperti itu , yang pasti mereka menjadi pusat perhatian dan bahan tawaan , mereka hanya bisa rasa sesal dan malu yang memuncak karena ksalahan sendiri .

Jika usai solat jama’ahmenyetorkan hafalannya pada umy atau pada ibu nyai di sana. jika usai di lanjut dengan aktifitas seperti biasa seperti masak utuk anak kamar, mencuci pakaian, merapikan almari, menghafal Al-Qur’an di surau dan sebaginya, para santri At-Taqwin ini sebagian besar , malah semuanya tak ada yang lanjut sekolah di bidang perkuliahan karna pesantren salaf ini khusus untuk menghafal Al-Quran dan mendalami tafsir Al-Quaran yang salah satunya tafsir jalalen dan kitab kitab islami lainnya, karna pada aral kehidupan sekarang ini begitu begitu sulit tuk menemukan orang tahfidz yang mengetahui tiap ayat dalam kandungan Al-Qur’an . percuma saja jika menghafal Qur’an tapi tak mengerti apa maksud dari ayat ayatnya.

Seorang gadis tengah melantunkan ayat suci Al-Quran dengan syahdu nan merdu siapa yang dengar pasti hatinya kan terenyuh . lantunan ayat Al-Qur’annya ia akhiri dengan bacaan
” shoda kallaahul adzim …”
Zahra, yah nama  gadis itu , ia amat di segani oleh umi maryam , walau begitu ia tak menyombongkan dirinya . sejak umur tujuh tahun ia sudah terbiasa di kehidupan penjara suci dari awal kelas 1 MI hingga 3 MADRASAH ALIAHzahra bergelut ilmu agam di semarang lalu lanjut dijogjakarta hingga sekarang ini ,tingggal 3 tahun lagi ia menghatamkan kitab kitabnya juga Al-Qur’annya yang tinggal beberapa juz lagi. Zahra sangatlah akrab dengan Banau putri bungsu dari dua saudara, anak dari abi ismail dengan umi maryam, ia bahkan sudah menghafal Al-Qur’an 6 juz di usia 12 tahun ini dan mengerti taiap kandunganya .

ppagi itu Zahra menyiapkan sarapan pagi  untuk Banau di dapur

”R a… sedang nyipin sarapan pagi buat siapa…” tanya Nabil senior Zahra dari belkang . Zahra mendongkakkan kepalanya ke belakang sekilas .
“ini nyiapin sarapan unuk kak Banau kak…”
“wih… pagi ini menunya apa ra?”
” sup sama ayam bakar”jawabnya sambil menata ayam bakar di piring
“Ra.. Banau makin lengket aja ma kamu ya… abi umi juga … entar gus Syarif juga… ooohh iya yah .. mantu umi ya disanjung…”
” apa sih kak … kok jdi ngomongin mantu segala … siapa lagi gus Syarif? … kenal engak…”
“ya salam … sudah disini berapa tunkamu ra … masa gak kenal gus syarif… ”
” 2 tahn ini kak ” jawab zahra polos
“Gus Syarif itu putra sulung nya umi sama abi .. dia sekarang tengah menngembara ilmu di Al-Azar Mesir uadah 2 tahun sih dia gak pulang… mmm tinggal 2 tahun lagi ialulus …”jelas nabil seraya membaya cucian baju kotor Banau ke kamar mandi
“ya… tapi wajar kan kak .. jika Zahra tidak mengenalnya …”
“eh ra… katanya  Gus Syarif pulang tadi malam loh…tapi aku kata agus sih  tadi pagi, kalo kamu tau kaya apa Gus Syarif… naksir deh kamu…”
” gak bakal lah kak…”
“eh… jangan  ngomong gitu ra… hukum karma masih berlaku loh Ra ..”
“tau ah .. percaya amat yang kaya gituan ..” kata Zahra enteng seraya berlalu pergi meninggalkan Nabil yang ngoceh sendiri . Zahra berjalan menelusuri lorong rumah hatinya terus melantunkan ayat suci Qur’an .saat di belokan dekat kamr Banau dan kamar kosong Zahra menabrak seorang laki-laki kontan ia terjatuh  diatas lantai sayur supnya mengenai bajunya , ayam bakarnya berceceran di latai dan piringya pecah “praaaannngggg”

About Mulqiatul mawaddah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.